Terasa kepala ini semakin berat saja untuk dibawa berjalan, mungkin karena didalamnya ada otak yang sudah menggelembung besar akibat berjubelnya masalah demi masalahku sendiri. Masalah yang makin hari bukannya makin terurai, namun malahan semakin kusut. Benar-benar kusut sampai aku sepertinya sudah tak tahu lagi yang mana ujungnya, yang mana pangkalnya dari permasalahan tersebut.
Cacimaki, gumam menggumam, dan hinaan untuk keluargaku terus saja meluncur dari mulut-mulut orang tolol yang sedang dimabuk kekuasaan dan haus akan perhatian. Mereka lupa akan logika, yang ada hanyalah uang dan kekuasaan. Melupakan asas "kemanusiaan yang adil dan beradab" kini menjadi tidak berperikemanusiaan bahkan untuk beradab pun mereka lunturkan semuanya, aku hanya punya satu kata untuk mereka yaitu "biadab". Kata yang kasar memang, tapi itulah mereka. Dalam jiwa ini tlah bertumpuk kekesalan atas tindakan mereka, wajar dan sah saja jika kata itu aku label-kan untuk kelompok mereka. Aisshhh...bodoh amat kupikir untuk masalah yang satu itu rasanya tidak akan pernah ada akhirnya, sudah mengurat hangat di darah nadi mereka karena dendam di masalalu. Mereka yg membuat salah, mereka juga harus terima resikonya. Dan kami hanya menjalankan apa yang menjadi baik untuk kami, lingkungan dan semua dalam jalanAllah. Kami tidak pernah sudi melencengkan diri ke jalan yang salah yang kalian iming-iming kan, walau dengan kedok dan modus apapun itu.
Dan kini, aku ingin sedikit melupa sejenak semua masalah itu, karena aku ini menurutku lebih penting untuk masa depanku. Begitu sukar terasa saat menentukan hati diantara tiga pilihan,ketiganya sama-sama baik & friendly. A, B, C mungkin saling melengkapi. Setiap dari mereka mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Aku pun kesulitan untuk menimbang-nimbang faktor apa lagi yang dapat membuktikan siapa yang harus aku pilih. Dari semua faktor, aku tertuju pada sebuah kata “tanggungjawab”.
Ya, tanggungjawab…
Aku berfikir satu kata itu sudah mewakili dari semua faktor penimbang sebelumnya, misalkan saja, kesholehan, kerapian, kemapanan, unggah-ungguh, (dan masih banyak yanglainnya).
Menurutku, jika dia sholeh pastinya juga akan bertanggungjawab akan kadar keimanan pasangannya kelak. Pastinya dia akan berusaha membimbing pasangannya kelak untuk jauh lebih baik lagi.
Dia yang rapi,pastinya menggambarkan kesehariannya yang baik. Mungkin rajin membersihkandiri, membersihkan lingkungan kamarnya, bahkan lingkungan tempat tinggalnya.Dan artinya dia punya tanggungjawab atas diri prbadinya dan juga lingkungan.
Dari segi kemapanan, dia yang tlah mapan dalam bekerja. Pastinya akan bertanggungjawabdengan keluarganya kelak. Tidak akan membiarkan anak, istrinya kekurangan suatu apapun. Dia pastinya rela bekerja keras demi membahagiakan keluarganya.
Dan ini yang paling penting untukku (itu menurutku), karena aku asli terlahir di tanah Jawa khususnya Yogyakarta, maka aku sejak kecil sangat menjunjung tinggi nilai unggah-ungguh dalam segala hal. Aku yakin jika seseorang yang unggah-ungguhnya baik, pastinya dia memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi. Dia selalu ingatakan dosa dan neraka, berkaitan dengan tanggungjawabnya kelak kepada Allah SWT. Seseorang yang punya unggah-ungguh baik, bisa dilihat dari caranya berbicara,bertingkah laku, dan berfikir. Sopan itu yang paling aku dambakan.
Dari semua itu, aku mulai melihat siapakah yang sebenarnya memiliki jiwa tanggungjawabyang paling tinggi. Memang sudah kutemukan satu. Hanya saja aku masih ragu akan sebuah restu..
Dan lagi lagi aku meragu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No SARA